Pilar Madrasah Interaktif MIMHa

Dalam mewujudkan sekolah yang membahagiakan waktu dan ilmu telah memberi kami banyak pelajaran. Tersusunlah sebuah konsep pembelajaran sekolah membahagiak yang merupakan integral dari pola asuh, pola pembelajaran, pola didik dan pola penanaman nilai yang kami rangkai dalam konsep 4 M :

A. Menyenangkan

Sd Bandung Timur


Menyenangkan anak menyangkut pola asuh islami yang seimbang antara kasih sayang dengan kedisplinan, dalam hal ini penerimaan seluruh warga sekolah baik itu murid, guru, manajemen sekolah, penjaga sekolah, dan orangtua merupakan modal sekolah sebagai tempat yang menyenangkan sehingga anak kecil kemungkinan tidak mengalami luka secara psikologis karena semua pihak dalam sekolah menjadi pihak yang ramah terhadap perkembangan psikologis anak


B. Mengasyikkan


Sd Islam Terpadu Bandung


Mengasyikkan menjadikan anak terlibat dalam proses pembelajaran karena apa yang mereka pelajari adalah sesuatu yang mampu mereka lakukan dan secara bertahap dapat mengubah perilaku mereka. Inilah pembelajaran yang sesuai dengan konteks lingkungan ( Contextual Learning ), anak tidak melangit tanpa anak tahu hakikat dan apa yang harus mereka lakukan setelah belajar usai.


C. Mencerdaskan


Sd Terbaik Bandung


Tidak ada kata bodoh pada sekolah ini, yang terbangun adalah sekolah yang berpandangan seperti nabi khaidir saat berkata kepada musa :
“ Wahai Musa aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui dan engkau Musa mengetahui apa yang tidak aku ketahui ”,
Subhanallah tidak ada lagi anak yang tidak menerima dengan potensi dan keberadaan dirinya. Anak-anak dalam lingkungan seperti ini menjadi anak yang bersyukur dan bahagia dengan apa yang Allah berikan kepada mereka.


D. Menguatkan Karakter


Sd It Bandung


Salah satu hal yang perlu kita akui adalah bangsa ini tidak kurang ribuan sarjana tercetak setiap tahunnya di negeri ini, tapi lihat bagaimana karakter bangsa ini, tidak terlihat lagi sebagai bangsa yang bernilai. Hal ini terjadi karena terjebak dengan system pendidikan yang hanya menekankan aspek kognitif semata. Dimanakah pengajaran karakter bangsa kita yang ramah, jujur, tanggung jawab, penuh senyum, bias kita wariskan untuk anak-anak penerus bangsa ini, padahal hal inilah yang akan membentuk karakter bangsa kita.


Betul bahwa aspek kognitif adalah sesuatu yang penting bagi aspek pendidikan kita, tapi manusia sebagai objek pendidikan tidak hanya diwakili oleh kognitifnya tapi juga afektif dan motoriknya. Maka penting bagi kita melihat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang utuh dengan berbagai aspeknya sehingga pendidikan mampu melayani dan mengoptimalkan semua potensi tersebut melalui pendidikan yang tidak hanya berorientasi angka tapi juga pembentukan hatinya.

RAHASIA BESAR SEORANG AYAH YANG TIDAK DIKETAHUI SEORANG ANAK

father-622364_640Mungkin ibuku lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?

Semasa kecil, ibuku lah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tau bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih, ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.

Saat aku sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum es!”
Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis di depan ibu.
Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.

Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata *“Tidak boleh!”
Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, karena beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku?
Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.
Maka kadang aku melanggar kepercayaannya.Ayah lah yang setia menunggu aku diruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, ”Dimana, dan sedang apa aku diluar sana?”

Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayah lah yang berkata: “Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama.”
Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, ‘kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.’

Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayah lah yang mengabari sanak saudara, *”Anakku sekarang sukses. Alhamdulillah”*
Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.
Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya.
Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.

Dan akhirnya, saat ayah melihat ku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia.
Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis?

Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, *”Ya Allah Rabbi, tugasku telah selesai dengan baik dengan pertolongan-Mu. Kami mohon kepada-Mu, bahagiakan lah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.”*
Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah :

*”Anakku..Memang ayah tidak mengandungmu,tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat di namamu..*
*Memang ayah tak melahirkanmu…Memang ayah tak menyusuimu,..tapi dari keringatnya lah setiap tetesan yang menjadi air susumu…*

*Nak….Ayah memang tak menjagai-mu setiap saat,…tapi tahukah kau dalam do’anya selalu ada namamu disebutnya…*

*Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman…*

*Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda,…karena kecintaannya dia takut tak sanggup melepaskanmu…*

*Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..*

*Bunda hanya ingin kau tahu Nak..bahwa…Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..*

*Anakku…Ketahui lah bahwa pada diri ayahmu lah juga terdapat surga bagimu…Maka hormati dan sayangi ayahmu.*

Sumber : “Grup Whats’app Ma’had Al-Ikhlas